You must have JavaScript enabled in order to use this theme. Please enable JavaScript and then reload this page in order to continue.
Loading...
Logo Desa Adiarsa
Desa Adiarsa

Kec. Kertanegara, Kab. Purbalingga, Provinsi Jawa Tengah

ADIARSA MAJU

Rosela: Warna Merah di Pekarangan

BAYU ROHANI 15 April 2025 Dibaca 16 Kali
Rosela: Warna Merah di Pekarangan

Saya menanam bunga Rosela di pekarangan balai desa. Bunga berwarna merah itu tumbuh dengan tenang, tidak banyak bicara, tidak juga banyak mendapat perhatian. Ia bukan tanaman hias yang mahal, bukan pula pohon rindang yang meneduhi halaman. Tapi keberadaannya seperti menyimpan sesuatu yang tidak banyak orang tahu: manfaat.

Rosela memang bukan bunga sembarangan. Kelopaknya, jika dikeringkan dan diseduh, menghasilkan minuman dengan cita rasa asam segar yang unik—berbeda dari teh, dan jelas bukan seperti kopi. Rasanya seperti mengingatkan bahwa hidup tidak selalu pahit, juga tak selalu manis, ada ruang untuk rasa yang menyehatkan. Rosela dikenal sebagai tanaman kaya antioksidan, mampu membantu menurunkan tekanan darah, menjaga metabolisme, dan bahkan menenangkan pikiran. Minuman ini bisa menjadi teman saat pagi mulai sibuk atau sore menjelang lengang, minuman yang memberi jeda dari rutinitas, dan alasan untuk datang lebih pagi dengan ketulusan.

Saya ingin menyeduhnya dan menjadikannya minuman alternatif selain kopi. Disajikan di tengah obrolan ringan atau saat pikiran sedang penuh. Semoga bukan hanya tubuh yang mendapat manfaat, tapi juga cara pandang—bahwa yang tumbuh kecil di pekarangan pun bisa memberi dampak. Karena seperti filosofi lama orang Jawa, hidup itu secukupnya: tidak berlebih, tidak pula kekurangan, tapi cukup membawa manfaat.

Namun, seperti banyak hal lain di halaman itu, Rosela pun hanya akan menjadi pemanis mata jika tak ada yang tahu cara memetik dan memanfaatkannya. Ia akan mekar, gugur, dan tumbuh lagi... tanpa pernah benar-benar memberi arti.


Pekarangan ini mungkin tidak ramai oleh langkah, tapi ia menyimpan isyarat kecil. Barangkali Rosela hanyalah bunga, tapi ia sedang mencoba bicara. Tentang potensi, tentang fungsi, tentang bagaimana keindahan saja tidak cukup — jika tak pernah disentuh, diseduh, dan dirasakan manfaatnya.

Beri Komentar
Komentar baru terbit setelah disetujui oleh admin
CAPTCHA Image